test2_party
- Jumat,party 7 Februari 2025 18:55 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Organisasi Olahraga Kebugaran Indonesia (PP ORKI) Defrizal Siregar menjelaskan pentingnya pendekatan kontekstual dalam pelaksanaan program Indonesia Bugar.
"Kami sangat mendukung program ini, karena kebugaran anak-anak adalah investasi jangka panjang bagi bangsa," kata ujar Defrizal kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
"Namun, kebijakan ini perlu diiringi dengan pendekatan yang sesuai dengan jenjang usia siswa agar manfaatnya dapat tercapai secara optimal,” ujar Defrizal menambahkan.
Defrizal menjelaskan, kebutuhan fisik siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat berbeda.
Menurutnya, siswa SD berada pada fase pembentukan fisik yang sifatnya multilateral, sementara siswa SMP perlu fokus pada pengembangan daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory). Sedangkan untuk siswa SMA, fokusnya sudah pada pengembangan performa fisik yang lebih spesifik.
Oleh karena itu, menurut Defrizal, program kebugaran tidak bisa disamaratakan untuk semua jenjang pendidikan.
"Jika gerakan fisik yang diterapkan sama untuk semua jenjang, itu tidak efektif. Harus ada variasi sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing siswa," ujarnya.
Baca juga: Senam Kebugaran Jasmani Pelajar dapat penghargaan MURI
Sebagai langkah untuk mendukung program kebugaran ini, ORKI bekerja sama dengan berbagai induk organisasi olahraga (Inorga).
Salah satunya melalui program "Runner Goes to School" yang bertujuan untuk mendorong budaya lari di kalangan siswa.
Selain itu, ORKI juga menyelenggarakan program Fit Camp yang bertujuan melatih kekuatan fisik siswa dengan metode yang lebih menarik dibandingkan dengan senam tradisional.
“Anak-anak cenderung cepat bosan jika hanya diberikan senam pagi yang monoton. Oleh karena itu, kami mengembangkan variasi gerakan, termasuk senam menggunakan alat seperti stik beduk untuk meningkatkan kekuatan fisik,” kata Defrizal.
Defrizal juga mengatakan pentingnya peran guru dalam kesuksesan program kebugaran ini.
"Jangan sampai anak-anak berolahraga, tetapi gurunya tidak terlibat. Mindset tentang kebugaran harus diubah terlebih dahulu, agar ada transformasi kebugaran yang benar-benar terasa oleh siswa," ujarnya.
Dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan variatif, Defrizal pun berharap Program Indonesia Bugar dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan kebugaran generasi muda Indonesia.
Baca juga: Menpora dukung ORKI tingkatkan kebugaran masyarakat Indonesia
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
(责任编辑:Slot5000)
- LPDUK bakal gelar Fun Volleyball di dua kota
- Taklukkan Suarez, Zhang Weili tetap juara jerami putri UFC
- Cardenas hadapi Acosta untuk pertahankan gelar WBA Amerika Latin
- ORKI: Program Indonesia Bugar perlu pendekatan kontekstual
- Voli putri, Bandung BJB kalahkan Jakarta Pertamina 3
- ORKI: Program Indonesia Bugar perlu pendekatan kontekstual
- Tim hoki es putra Kazakhstan dan Korsel menang di Asian Winter Games
- RRQ Hoshi umumkan roster untuk MPL ID Season 15
- Jadwal lengkap laga Megawati Hangestri bersama Red Sparks pada 2025
- Onic ID raih dua kemenangan untuk melaju ke playoff ESL MLBB S6
- Hasil Tim Indonesia pada Asian Winter Games 2025 hari ini
- Ribuan atlet ikuti Piala Bela Negara edisi pertama
- Patah hidung saat lawan Dricus, Strickland: Untungnya mudah diperbaiki
- Menpora inginkan kejuaraan sepak takraw diperbanyak di daerah
- Dwiki jadikan "flag bearer" motivasi tambahan pada Asian Winter Games
- Kemampuan membaca angin kunci sukses Kholidin raih medali emas
- PBTI apresiasi timnas bola tangan yang raih empat medali di SEAHF
- Asisten pelatih bongkar penyebab kekalahan Electric PLN
- Bandung bjb bakal maksimalkan laga kandang Proliga 2025
- Pelatih timnas putri panggil 39 pemain untuk laga melawan Arab Saudi